Perubahan Iklim
Pemanasan global dalam jangka panjang akan mempengaruhi sebagian atau seluruh sistem iklim bumi dan memacu terjadinya perubahan iklim. Perubahan iklim yang dimaksud di sini adalah adanya perubahan unsur-unsur iklim (seperti: radiasi surya, lama penyinaran surya, suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara, evaporasi/evapotranspirasi dan presipitasi) dalam jangka panjang (50-100 tahun) yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia yang menghasilkan emisi gas rumah kaca.
Berdasarkan pengertian tersebut maka variabilitas iklim musiman (musim hujan dan kemarau yang berubah mendadak), tahunan (musim kemarau atau hujan yang berubah periodesitasnya), dan dekadal (kejadian ekstrim seperti El Nino atau La Nina) adalah tidak termasuk dalam pengertian perubahan iklim. Namun, apabila dalam jangka yang lebih panjang variabilitasnya secara statistik terjadi perubahan yang konsisten, maka dapat dikatakan terjadi perubahan iklim.
Laporan IPCC (2007) menyatakan bahwa pada akhir abad ini bumi telah mengalami 2 kali periode penghangatan atmosfer yaitu pada tahun 1910-1940 (0,35oC) dan 1970-2006 (0,55oC). Pada periode penghangatan pertama faktor alami dan akibat aktivitas manusia terjadi secara bersamaan tapi pada periode penghangatan kedua maka faktor yang paling dominan adalah akibat aktivitas manusia (era industri). Penghangatan atmosfer karena peningkatan suhu udara akan mengakibatkan naiknya kandungan uap air di atmosfer (terutama pada lintang rendah). Uap air tersebut akan dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain karena adanya sirkulasi lautan dan atmosfer (atmospheric and oceanic circulation) sehingga pada suatu wilayah mendapatkan hujan berlebih tapi di tempat lain mengalami kekurangan hujan atau kekeringan sehingga dapat dikatakan bahwa wilayah tersebut mengalami perubahan iklim terutama perubahan pola hujan. Berdasarkan data hujan observasi, kecenderungan hujan di muka bumi pada tahun 1900-2005 menunjukkan adanya pergeseran jumlah hujan (lebih basah/wetter atau kering/drier) dibeberapa lokasi. Amerika Selatan dan Amerika Utara bagian timur, Eropa bagian utara dan Asia bagian tengah dan utara mengalami peningkatan jumlah hujan atau lebih basah, tetapi Sahel, Afrika bagian selatan, Mediterania dan Asia bagian selatan menjadi lebih kering (IPCC, 2007). Di wilayah utara, presipitasi yang jatuh pada saat sekarang umumnya lebih banyak yang berbentuk air hujan daripada salju (IPCC, 2007).
Senin, 02 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar