Senin, 02 Februari 2009

Sauprit tentang Pemanasan Global

Pemanasan Global.
Pemanasan global adalah meningkatnya suhu pemukaan bumi (dekat permukaan lahan dan muka laut) secara global, kisaran peningkatan suhu global tersebut adalah 0,6 ± 0,2°C (IPCC, 2001). Berdasarkan data pengukuran dan tertulis dalam laporan IPCC (2001), tahun 1990-an adalah dekade terhangat sedangkan tahun 1998 adalah tahun terhangat sejak 1861. Laporan IPCC (2007) lebih tegas (unequivocal) menyatakan bahwa pemanasan global adalah disebabkan oleh tingginya konsentrasi gas-gas rumah kaca (GRK) di atmosfer. Peningkatan GRK tersebut sebagai akibat adanya aktivitas manusia seperti penggunaan bahan bakar fosil (batu bara, minyak bumi) dan perubahan penggunaan/penutup lahan.

Gas-gas rumah kaca utama (principal) yang menyebabkan terjadinya pemanasan global adalah karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitrous oksida (N2O) dan halokarbon (sekelompok gas yang mengandung florin, klorin dan bromin). Gas-gas ini berakumulasi di atmosfer dan menunjukkan kecenderungan adanya peningkatan konsentrasi dari tahun ke tahun. Peningkatan GRK terjadi sejak tahun 1750 dan terus meningkat hingga tahun 2005; dan peningkatan ini terkait dengan aktivitas manusia yang dimulai setelah revolusi industri (pertengahan tahun 1880) hingga sekarang ini. Bentuk-bentuk aktivitas manusia yang menyebabkan meningkatnya GRK adalah:

  • Penggunaan bahan bakar fosil (misal: batu bara dan minyak bumi) untuk transportasi, pemanas dan pendingin ruang, pembuatan semen dan barang produksi lain yang menyebabkan meningkatnya CO2 di atmosfer. Sebagai gambaran umum, pembakaran 1 lt bensin akan menghasilkan 2.4 kg CO2; 1 kg kayu menghasilkan 1.8 kg CO2; dan setiap kWh energi yang dihasilkan dari pembangkit berbahan bakar gas atau minyak atau gas cair akan menghasilkan 0.28 kg CO 2.
  • Pembabatan hutan menyebabkab terlepasnya CO2 dan mereduksi jumlah CO2 yang diserap oleh tanaman. Karbon dioksida juga dilepas dalam proses-proses alami seperti pembusukan unsur-unsur tanaman. Dekomposisi sempurna biomassa 1 kg akan menghasilkan sekitar 1.85 kg CO2.
  • Kegiatan pertanian, distribusi gas alam dan penimbunan tanah/lahan akan meningkatkan produksi CH4. Metana juga dilepas dari proses-proses alami seperti halnya yang terjadi di wilayah lahan basah (Wetland).
  • Penggunaan pupuk dan pembakaran bahan bakar fosil akan me ngemisikan N2O, sedangkan proses alami di tanah dan laut juga akan melepas N2O.
  • Penggunaan lemari pendingin dan proses industri lain akan meningkatkan jumlah gas halokarbon (CFC-11, HFC-23, CF) di atmosfer, dan gas ini akan menyebabkan deplesi/penyusutan ozone (O3) di stratosfer.

GRK di atmosfer dianalogikan sebagai selimut yang menghalangi radiasi gelombang panjang yang dipancarkan oleh bumi ke atmosfer. Sebagian energi gelombang panjang tersebut akan diserap GRK – sehingga suhu atmosfer meningkat – dan ini akan meningkatkan kemampuan atmosfer untuk mengemisi radiasi gelombang panjang kembali ke bumi serta menghangatkan atau meningkatkan suhu muka bumi. Berdasarkan IPCC (2001 dan 2007) menunjukkan bahwa laju pertumbuhan konsentrasi GRK tertinggi di atmosfer adalah CO2 (1,5 ppm/tahun) sedangkan yang terendah adalah N2O (0,8 ppb/tahun atau 0,0008 ppm/tahun). Pada tahun 2005, konsentrasi CO2 mencapai sekitar 379 ppm. Rata-rata tahunan laju peningkatan konsentrasi CO2 periode tahun 1995 – 2005 adalah 1.9 ppm/tahun sedangkan nilai rata-rata periode 1960 – 2005 adalah 1.4 ppm/tahun. Tingginya laju pertumbuhan karbon dioksida di atmosfer terkait dengan intensifnya penggunaan bahan bakar fosil dan perubahan penggunaan/penutup lahan terutama hutan menjadi penggunaan lahan lain. Laporan IPCC (2007) menunjukkan bahwa emisi karbon dioksida fosil tahunan telah meningkat dari rata-rata 6,4 [6,0-6,8] GtC (23,5 [22,0-25,0] GtCO2) per tahun dalam tahun 1990-an menjadi 7,2 [6,9-7,5] GtC (26,4 [25,3-27,5] GtCO2) per tahun dalam tahun 2000-2005. Emisi karbon dioksida yang berhubungan dengan perubahan penggunaan/penutup lahan diestimasikan sebesar 1,6 [0,5-2.7] GtC (5,9 [1,8-9,9] GtCO2) per tahun dalam tahun 1990-an, meskipun estimasi ini mempunyai ketidakpastian yang tinggi.

Jika konsentrasi GRK di atmosfer diasumsikan tidak bertambah lagi hingga tahun 2100 maka iklim tetap terus menghangat selama periode tertentu akibat emisi yang telah dilepaskan sebelumnya. Karbon dioksida akan tetap berada di atmosfer selama 5 hingga 200 tahun sebelum alam mampu menyerapnya kembali. Jika emisi GRK terus meningkat, para ahli memprediksi, konsentrasi karbon dioksioda di atmosfer dapat meningkat hingga tiga kali lipat pada awal abad ke-22 bila dibandingkan masa sebelum era industri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar